Langsung ke konten utama

Lingkungan Sosial dan Budaya


TUGAS 1

Lingkungan Sosial dan Budaya

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Lingkungan sosial budaya adalah hubungan timbal balik atau interaksi antara masyarakat dengan lingkungan. Manusia yang dalam hal ini adalah terdiri dari orang-orang secara individual maupun kelompok dan terbentuk menjadi sebuah masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan sekitar. Keduanya saling mempengaruhi. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Karena, manusia mempunyai kemampuan untuk mengeksploitasi alam sehingga mampu mengubah alam sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Semakin tinggi kebudayaan manusia, maka akan semakin beranekaragam kebutuhan hidupnya. Hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap perhatian manusia terhadap lingkungan alam. Meskipun, alam tidak memiliki keinginan dan kemampuan aktif untuk melakukan eksploitasi, namun secara tidak langsung akan terasa pengaruhnya bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan sosial tertentu. Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Dalam hal Ini berarti, bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan.
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seiring perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat turut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pada hidupnya. Di dalam masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat pengaruh. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial. Seperti, contoh sederhana yang dapat kita lihat secara langsung akibat dari perubahan tekhnologi. Sekarang ini sudah jarang sekali kita temukan orang berinteraksi dalam jarak jauh menggunakan via surat, akan tetapi, saat ini yang kita temui adalah semua masyarakat sudah membudaya menggunakan telepon seluler (HP) untuk menjalin komunikasi. Semua kalangan mulai dari yang anak kecil samapai kakek-nenek menggunakan gadget, akibatnya banyak juga bermunculan dampak negative penyalahgunaan gadget.
Berbagai masalah sosial sesungguhnya telah terwujud jika masyarakat yang bersangkutan berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang cepat, yang khususnya adalah disebabkan oleh perubahan tekhnologi. Suatu hal dikatakan sebagai masalah sosial, biasanya dirasakan oleh masyarakat-masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat-masyarakat yang sudah maju atau kompleks.[1]
Masyarakat umum dan masyarakat Indonesia pada khususnya, hendaknya menyikapi perubahan apapun yang terjadi secara selektif. Masyarakat Indonesia harus mampu mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan setiap perubahan sosial dan budaya. Perubahan tersebut harus diantisipasi dengan perilaku-perilaku yang positif. Jangan sampai pada saat terjadi perubahan sosial dan budaya, masyarakat Indonesia belum punya pegangan nilai dan norma yang kokoh, sehingga terjadi keadaan anomie. Selain itu, masyarakat Indonesia hendaknya jangan terlalu bersikap apriori terhadap perubahan sosial dan budaya, hingga tidak ingin menerima perubahan sama sekali. Sikap apriori ini menyebabkan ketertinggalan kebudayaan. Kita sadari bahwa perubahan sosial dan budaya akan terjadi dalam masyarakat selama masyarakat itu masih ada. Sikap terbaik kita adalah haros selektif dalam menerima perubahan, kita harus mampu memilih yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat.
A.      Rumusan Masalah
1.      Apa saja jenis lingkungan sosial?
2.      Bagaimana pola perubahan sosial budaya?
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan lingkungan sosial budaya?
4.      Faktor apa saja yang mendorong perubahan lingkungan sosial budaya?
5.      Bagaimana dampak dari modernisasi dan globalisasi?
B.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja jenis lingkungan sosial.
2.      Untuk mengetahui pola perubahan sosial budaya.
3.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan sosial budaya.
4.      Untuk mengetahui faktor pendorong perubahan lingkungan sosial budaya.
5.      Untuk mengetahui dampak dari modernisasi dan globalisasi.









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Jenis Lingkungan Sosial
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, yang termasuk di dalamnya adalah prosesbelajar.  Seperti yang dijelaskan di awal bahwa lingkungan sosial budaya adalah hubungan timbal balik atau suatu interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan lingkungannya, di mana keduanya adalah saling memberikan pengaruh untuk satu sama lain.
Dalam hal ini lingkungan sosial dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.    Lingkungan Sosial Primer
Lingkungan sosial primer adalah lingkungan di mana kumpulan-kumpulan masyarakat yang ada di dalam lingkungan tersebut memiliki hubungan yang erat dan  saling mengenal baik. Contohnyamasyarakat-masyarakat di pedesaan atau di daerah pinggir perkotaan kebanyakan adalah termasuk dari lingkungan sosial primer. Karena, di tempat tinggal mereka sifat kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan, menjaga silaturahmi masih sangat kental di dalamnya. Dalam masyarakat tersebut masih menjunjung tinggi adanya nilai-nilai sosial seperti kekeluargaan, kesopanan dan lain-lain. Sehingga antara warga satu dengan yang lainnya cenderung saling mengenal baik satu sama lain, keep contactdan lebih bersifat sosialis (tidak individualis).
2.    Lingkungan Sosial Sekunder
Lingkungan sosial sekunder adalah kebalikan dari lingkungan sosial primer, lingkungan sosial sekunder adalah lingkugan sosial di mana masyarakat yang ada di dalamnya cenderung individualis, cuek, bersikap acuh tak acuh kepada sesamanya. Contohnya, masyarakat di komplek-komplek perkotaan, mereka cenderung tidak mengenal satu sama lainnya di lingkungan tempat tinggal mereka, tidak peduli akan sesamanya. Nilai-nilai sosial dalam lingkungan sosial sekunder sangat sedikit sekali yang mengamalkan.[2]
Sebagai makhluk sosial, manusia tentu tidak akan lepas dari manusia lainnya. Sehingga, hal tersebut mengharuskan manusia agar berusaha sebaik mungkin dalam berinteraksi dengan sesamanya, dan menjalin hubungan yang baik dengan manusia lain maupun lingkungan sekitarnya.
Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh baik terhadap seseorang tersebut, dan sebaliknya lingkungan yang buruk akan membawa pengaruh yang buruk pula terhadap seseorang tersebut, terlebih jika seseorang itu tidak memiliki pondasi yang kuat dalam membawa dirinya.



B.       Pola Perubahan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu.
Ada beberapa pola-pola perubahan sosial budayadi antaranya yaitu:
1.    Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul di mana suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu yang mereka miliki dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing. Sehingga kebudayaan asing itu lambat laun akan diterima atau diresap dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan asli dari kelompok itu sendiri.
Proses akulturasi itu memang ada sejak dahulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia, tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat yang khusus baru timbul ketika kebudayaan bangsa-bangsa di Eropa Barat mulai menyebar ke semua daerah lain di muka bumi ini. Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejak dahulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia ada gerak migrasi yaitu gerak perpindahan dari suku-suku bangsa di muka bumi.
Migrasi tersebut tentu mengakibatkan pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda dan akibatnya adalah individu-individu dalam kelompok-kelompok itu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing. Dengan demikian terjadilah akulturasi budaya di antara kelompok-kelompok tersebut. Dengan kata lain yaitu masuknya budaya asing ke dalam suatu kebudayaan di suatu masyarakat dengan tidak menghilangkan kebudayaan yang asli di masyarakat tersebut.
2.    Asimilasi
Asimilasi adalah pencampuran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaancampuran. Biasanya golongan yang ikut dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas lah yang kebanyakan melakukan atau mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan dan menyesuaikannya dengan kebudayaan golongan mayoritas secara sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.
Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara golongan atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, usaha-usahayang dilakukan asimilasi meliputimempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
3.    Difusi
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur budaya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya. Difusi berlangsung baik di dalam masyarakat maupun antar masyarakat. Difusi terjadi manakala beberapa masyarakat saling berhubungan. Masyarakat juga dapat mengelakkan diri dari difusi dengan cara mengeluarkan larangan dilakukannya kontak dengan masyarakat lain.[3] difusi disebut sebagai penyebaran unsure-unsur budaya dimana penyebaran unsur-unsur kebudayaan biasanya dibawa oleh sekelompok manusia dari suatu kebudayaan yang melakukan migrasi ke suatu tempat. Bentuk Penyebaran kebudayaan itu dapat terjadi dengan berbagai cara:
a.    Adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur kebudayaannya ke tempat yang jauh. Misalnya para pelaut dan musafir. Mereka pergi hingga jauh ke suatu tempat dan mereka membawa kemudian menyebarkan budaya-budaya mereka.
b.    Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-idividu dalam suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara individu-individu kelompok yang lain. Di sinilah terjadi proses difusi budaya di mana mereka saling mempelajari dan saling memahami antara budaya mereka masing-masing.
Cara lain adalah adanya bentuk hubungan perdagangan, di mana para pedagang masuk ke suatu wilayah dan unsur-usur budaya pedagang tersebut masuk ke dalam kebudayaan penerima tanpa disengaja. Contoh dari proses budaya seperti pada kasus keberadaan musik Jazz yang sekarang ini hamper keberadaannya sudah mendunia. Musik Jazz berawal dari kalangan pemusik kulit hitam New Orleans, kemudian menyebar ke kelompok-kelompok lain yang ada dalam masyarakat. Beberapa lama setelah itu, jenis musik tersebut menyebar ke masyarakat lain, dan dewasa ini telah menyebar di berbagai pelosok dunia.
4.    Evolusi
Evolusi merupakan perubahan yang dialami suatu masyarakat yang biasanya berkembang dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Dimana perubahan ini terjadi dalam waktu yang lama dan melalui beberapa tahapan-tahapan. Sehingga ketika dalam proses perkembangannya unsur-unsur kebudayaan suatu masyarakat itu juga ikut mengalami perubahan yang mana disesuaikan dengan perkembangan yang ada. Evolusi yang umum biasanya menunjukkan pada kemajuan umum dari masyarakat manusia ke dalam bentuk-bentuk yang lebih tinggi, bangkit dari kelemahan dan melampaui bentuk-bentuk yang lebih terbelakang.


5.    Pembaruan Atau Inovasi
Inovasi atau pembaruan adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk yang baru.
Dari hal itu maka dapat dilihat pembaharuan kebudayaan khususnya mengenai unsur teknologi dan ekonomi. Dalam proses pembaruan ini biasanya tidak terlepas dengan penemuan (discovery) dan ciptaan baru (invention) dalam teknologi karena pembaruan sangat erat kaitannya dengan kedua hal tersebut.
Discovery merupakan suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru dan ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu maupun sekelompok orang dalam masyarakat bersangkutan.[4]
Sedangkan ciptaan baru (invention) adalah suatu bentuk baru baik dalam berupa benda atau pengetahuan yang dilakukan dengan melalui proses penciptaan yang mana penciptaan ini didasarkan dengan penggabungan dari pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda atau gejala.
Invensi yaitu suatu kombinasi baru atau cara penggunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada. Invensi atau biasa disebut dengan evolusi dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu:
a.    Invensi material, misalnya busur dan anak panah, telepon dan pesawat terbang.
b.    Invensi sosial, misalnya abjad, pemerintahan konstitusional, dan perusahaan.[5]
Pada kedua ragam invensi tersebut unsur-unsur lama digunakan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk suatu kegunaan baru. Dengan demikian proses ini merupakan suatu proses perubahan yang terjadi secara berkesinambungan.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa discovery baru menjadi inventionapabila masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru tersebut. Koentjaraningrat juga mengatakan bahwa ada tiga hal factorpendorong adanya penemuan baru. Ketiga faktor pendorong tersebut, yaitu: 
a.    Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan
b.    Mutu keahlian dalam suatu kebudayaan
c.    Sistem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.
Ketiga hal inilah yang mendorong akan adanya penemuan baru. Dimana setelah diterapkannya dan digunakannya penemuan baru tersebut maka disaat itu juga unsur-unsur kebudayaan dari suatu masyarakat tersebut ikut mengalami perubahan. Yang mana perubahan yang terjadi mungkin akan berlangsung secara disadari atau tidak disadari oleh masyarakat tersebut.

C.      Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Lingkungan Sosial Budaya
Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, baik yang menguntungkan atau positif maupun yang tidak menguntungkan atau negatif. Contoh perubahan yang positif adalah perubahan pola pikir masyarakat dari pandangan yang menganggap bahwa dua anak saja cukup. Perubahan pola pikir itu membawa pengaruh yang positif bagi masyarakat, karena kesejahteraan dan pendidikan anak menjadi lebih terjamin. Sementara itu Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan sosial budaya, yaitu:
1.    Faktor Geografis
Temperatur yang terlalu tinggi, adanya badai atau gempa bumi, memberi pengaruh pada manusia. Sedikit banyaknya sumber-sumber kekayaan alam akan sangat menentukan jenis kehidupan yang dialami. Meskipun perubahan besar dalam segi lingkungan fisik jarang terjadi, namun bila perubahan seperti itu benar-benar terjadi, maka pengaruhnya sangatlah besar. Misalnya, bencana lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo dahulu Sidoarjo merupakan daerah yang sangat tentram dengan banyak industry dan pemukiman yang damai di sana. Namun, setelah terjadi bencana lumpur Lapindo saat ini berubah menjadi lahan tandus penuh lumpur, dan tidak berpenghuni karena semua masyarakat yang awalnya tinggal dan bekerja di sana sekarang telah menyebar mencari tempat lain sehingga mempengaruhi perubahan sosial budaya. Walaupun perubahan seperti itu terjadi secara lamban, sehingga banyak di antaranya tidak diperhatikan, tetapi, sangat berpengaruh terhadap kebudayaan. Kelalaian manusia dapat mengakibatkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada lingkungan geografis, yang pada saat itu akan merubah kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Selain contoh bencana lumpur Lapindo, contoh lain adalah tanah pertanian yang sekarang ini banyak dijadikan perumahan-perumahan dan pabrik-pabrik yang menimbulkan perubahan pola gaya hidup masyarakat di sekitarnya.
2.    Faktor Teknologi
Penggunaan alat-alat transportasi dan komunikasi yang canggih banyak memberi kemudahan bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan menerima informasi baru dari luar dalam waktu yang relatif singkat sehingga dapat berdampak positif maupun negatif.
3.    Faktor Ideologi
Ideologi dasar yang terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang bersifat kompleks dapat dijadikan alat untuk memelihara, tetapi ia akan membantu mempercepat timbulnya perubahan jika keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai tersebut tidak lagi dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.
4.    Faktor Kepemimpinan
Perubahan-perubahan sosial seringkali dipelopori oleh pemimpin yang kharismatik karena mereka mampu menarik pengikut-pengikut dalam jumlah besar yang akan bergabung dengan mereka dalam gerakan sosial.
Contoh: Martin Luther King, Gandhi dan Soekarno-Hatta, gerakan yang dipimpin oleh ketiga orang tersebut berhasil karena pengikut mereka menaruh kepercayaan penuh.
5.    Faktor Penduduk.
Perubahan penduduk itu sendiri merupakan suatu perubahan sosial. Di samping itu, perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial dan budaya. Peningkatan dan penurunan jumlah penduduk secara radikal dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial. Pertambahan penduduk berdampak pada pengangguran, kemiskinan, kriminalitas dan sebagainya. Pengurangan jumlah penduduk secara drastis misalnya karena bencana alam dapat mengakibatkan perubahan penduduk di bidang organisasi sosial, seperti dibentuknya relawan-relawan kesetiakawanan sosial.




D.  Faktor Pendorong Perubahan Lingkungan Sosial Budaya 
Seperti yang telah dijelaskan pada ayat Al-Quran surat Al-Ra’d ayat 11:
Yang artinya: bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dari ayat  di atas kita dapat mengetahui bahwa kita sebagai umat Islam diharuskan untuk merubah nasib kita sendiri. Karena Allah tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali seseorang itu merubah nasib nya sendiri.
Selain penjelasan dari ayat di atas, terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong untuk melakukan suatu perubahan lingkungan sosial budaya, yaitu:
1.    Kontak dengan Budaya Lain
Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya. Adanya kontak dengan budaya lain menjadikan satu kebudayaan bertemu dan saling bertukar informasi. Misalnya kontak dagang antara pedagang nusantara dengan pedagang India, Arab, dan Barat. Kebudayaan mereka saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan sosial budaya. Oleh karena itu, seringnya melakukan kontak dengan budaya lain akan mempercepat laju perubahan sosial budaya.
2.    Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Tidak adanya apresiasi terhadap karya orang lain menjadikan seseorang enggan untuk berkarya. Namun, akan berbeda jika setiap orang menghargai hasil karya orang lain. Setiap orang akan berlomba-lomba menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Karya-karya inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Penemuan pesawat terbang mengilhami Prof. Dr. Ing.B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik pesawat di Bandung.
3.    Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan mengajarkan seseorang untuk berpikir ilmiah dan objektif. Dengan kemampuan tersebut, seseorang dapat menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan serta kebudayaan yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Berbekal pengetahuan itu seseorang melakukan perubahan pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena itu, sistem pendidikan tinggi mampu mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
4.    Keinginan untuk Maju
Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. Mereka umumnya menginginkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh karena itu, orang akan melakukan berbagai upaya guna melakukan perubahan hidup yang tentunya ke arah kemajuan. Misalnya seorang pelajar mengikuti kursus komputer untuk menambah pengetahuan dan keterampilan komputer.
5.    Toleransi terhadap Perubahan
Sikap toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Adanya sikap toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima halhal baru. Masyarakat akan menerima hal-hal baru yang dirasa membawa kebaikan.
6.    Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang heterogen memudahkan terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku, ras, dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa keuntungan bagi Indonesia. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik jika tidak disertai dengan rasa toleransi yang tinggi. Konflik-konflik inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
7.    Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang Kehidupan Tertentu
Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya saat ini. Berbagai cara dan upaya mereka lakukan untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak puas terhadap keadaan mendorongnya melakukan berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi pada masyarakat Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak puas terhadap pemerintahan saat itu mendorong masyarakat menuntut perubahan secara total.

8.    Sistem Pelapisan Terbuka
Sistem pelapisan terbuka memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk maju. Kesempatan untuk menaiki strata yang lebih tinggi mendorong seseorang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
9.    Orientasi ke Masa Depan (Visioner)
Pandangan yang visioner mendorong seseorang melakukan beragam perubahan. Bagi mereka masa lalu adalah sesuatu yang patut untuk dikenang, bukan sebagai pedoman hidup.  Masa depan harus lebih baik dari masa sekarang. Visi inilah yang mendorong seseorang melakukan perubahan.
10.  Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru
Suatu perubahan akan berdampak besar jika setiap orang menerima perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan tersebut. Perubahan akan berlalu begitu saja tanpa ada masyarakat yang mengikutinya. Oleh karena itu, sikap mudah menerima hal-hal baru mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat.
Selain adanya faktor-faktor pendorong dalam perubahan sosial budaya, terdapat pula faktor penghambat, di antaranya adalah:
1.    Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang lamban. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan masyarakat lain yang dapat memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan polapola pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman.
2.    Masyarakat yang Bersikap Tradisional
Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini menghambat masyarakat tersebut untuk maju.
3.    Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
4.    Adanya Kepentingan yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)
Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk perubahan. Mereka akan berusaha mempertahankan sistem yang telah ada. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat.

5.    Ketakutan akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi
Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat.
6.    Prasangka Buruk terhadap Unsur Budaya Asing
Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing.  Akibatnya, mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
7.    Hambatan Ideologis
Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Hal tersebut dikarenakan setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Oleh karena itu, perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.
8.    Adat atau kebiasaan
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat di dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola perilaku tersebut efektif lagi didalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan muncul. Mungkin adat atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, system mata pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu, begitu kokoh sehingga sukar untuk di rubah. [7]
E.       Dampak dari Globalisasi dan Modernisasi
Dampak langsung dari globalisasi dan modernisasi di Indonesia adalah perubahan sosial budaya di dalam kehidupan masyarakat. Sayangnya perubahan ini tidak selalu baik, ada juga yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Perubahan ini bisa dilakukan siapa saja, baik secara individu, sekelompok orang, maupun mayoritas masyarakat. Dan inilah contoh-contohdampak dari Globalisasi dan Modernisasi sebagai akibat dari perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat di negeri ini :
1.    Cara Berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam berkomunikasi. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini dilakuan dengan sms atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya dimasyarakat. Perubahan budaya dalam hal komunikasi ini tidak hanya membawa dampak positif, akan tetapi dampak negative juga ikut turun serta memberikan pengaruh. Seperti kita ketahui gadget saat ini telah digunakan oleh semua kalangan termasuk anak yang belum sekolah sekalipun. Akibatnya, pengaruh buruk seperti dewasa sebelum waktunya, penyalahgunaan gadget, sampai pada kasus penculikan juga terjadi akibat penggunaan gadget yang sekarang ini sedang membudaya di era modernisasi ini.
2.    Cara Berpakaian
Seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas bahwa saat ini akibat dari pengaruh globalisasi dan modernisasi sebagai bangsa Indonesia kita telah banyak kehilangan jati diri kita, terutama dalam hal berpakaian. Dulu, orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali kalau ada acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai media seperti Televisi dan Internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh budaya barat.
3.    Gaya Hidup
Salah satu dampak dari globalisasi yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia adalah gaya hidup ataulifestyle. Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik di dalam kehidupannya seperti menjadi vegetarian, workaholic, dll. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang terjerumus ke dalam lifestyle yang tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia seperti banyak ditemukannya kasus pengedaran maupun pemakaian narkoba. Baik dari kalangan orang biasa sampai pada public figure (artis) dan tidak hanya itu dampak dari globalisasi juga terlihat dari semaraknya pergaulan bebas, sehingga banyak sekali ditemukan kasus-kasus aborsi, pembuangan bayi akibat pergaulan bebas, banyaknya kerusuhan geng motor, dll.
4.    Westernisasi (Kebarat - baratan)
Tidak sedikit budaya barat yang masuk ke Indonesia, contohnya adalah perayaan harvalentine dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli Indonesia, akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa budaya asing jauh lebih menarik daripada budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan ketertarikan kepada budaya lokal semakin menurun. Dan lebih parahnya lagi, banyak budaya kita yang bahkan sampai diklaim oleh Negara lain karena ketidakpedulian masyarakat Indonesia terhadap budayanya sendiri.
5.    Emansipasi Wanita
Salah satu bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat Indonesia adalah emansipasi wanita, artinya wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Dulu kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan, bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah di sekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak wanita yang menjabat peran penting di negeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan, dll. Mulai dari Ibu Megawati yang merupakan satu-satunya presiden dari kaum perempuan. Kemudian, ada Ibu Risma wali kota Surabaya yang saat ini dapat dilihat kiprahnya tidak kalah hebat dengan kaum pria. Ini semua adalah dampak dari globalisasi dan modernisasi, bahwa adanya kesetraan gender anatara kaum perempuan dan kaum laki-laki. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam menjalani kehidupan.
6.    Masyarakat Semakin Kritis 
Perkembangan informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin mudah. Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti koran, televisi, internet, dll. Dan juga adanya kebebasan hak berpendapat terutama ketika era reformasi pada saat turunnya presiden Soeharto yang kemudian berawal dari sana hal tersebut membuat masyarakat kita semakin cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat mulai berani dan selalu mengomentari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika kebijakan tersebut tidak populis di mata rakyat.
7.    Hilangnya Permainan Tradisional
Saat ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti yang ada pada gambar egrang, gasing atau congklak, dll. Kalaupun ada, pasti dimainkannya di daerah pada masanya, dan merupakan permainan asli Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti Playstation, Xbox, Wii, Tab dan lain-lain. Keberadaan permainan tradisional sudah hamper lenyap dan tergantikan oleh permainan modern seperti gadget yang saat ini dianggap jauh lebih menarik ketimbang permainan tradisional. Hal tersebut merupakan dampak dari globalisasi dan modernisasi.
8.    Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik Tradisional
Minat masyarakat terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan lainnya semakin berkurang, kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik tradisional. Sekarang banyak masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat musik modern seperti gitar, piano, drum dan lainnya. Dari kalangan anak-anak sampai dewasa sedikit sekali yang bisa memainkan alat musik tradisional. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin alat-alat musik tradisional kita akan hilang.
9.    Tergerusnya Kebudayaan Indonesia
Bentuk lain perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia. Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia seperti break dance, beat box, dan lainnya. Seperti lagu daerah rasa sayange yang diklaim oleh Malaysia, dan reog ponorogo yang keberadaannya juga semakin jarang karena sedikit generasi muda yang tertarik untuk memainkan dan melestarikan budaya tersebut. Ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera ditindaklanjuti bersama.
10.  Penggunaan Bahasa Daerah Semakin Jarang
Contoh perubahan sosial budaya lainnya adalah penggunaan bahasa daerah yang sudah semakin jarang. Kita ketahui bersama, ada banyak bahasa daerah di Indonesia ini (lebih dari 100 bahasa daerah). [8] Akan tetapi saat ini banyak masyarakat yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia bahkan menggunakan bahasa-bahasa yang sekarang sedang in yaitu bahasa vikinisasi (awur-awuran). Hal ini bukan tanpa alasan, karena bahasa Indonesia dimengerti oleh semua sedangkan bahasa daerah hanya dimengerti oleh masyarakat daerah tertentu saja. Akan tetapi untuk penggunaan bahasa di luar bahasa Indonesia seperti bahasa alay dan bahasa yang kebarat-baratan yang membudaya dan dianggap lebih trend. Ini semua adalah dampak dari globalisasi dan modernisasi.
Budaya dan tradisi masyarakat adalah salah satu daya pendukung bagi upaya pelestarian lingkungan hidup, namun budaya dan tradisi masyarakat juga bisa berakibat buruk bagi lingkungan. Budaya masyarakat yang berupa hukum-hukum adat dalam kebijaksanaan mengelola lahan biasa disebut dengan kearifan lingkungan. Jika kearifan lingkungan itu dapat diterapkan secara turun temurun hal ini tentu baik bagi lingkungan. Tradisi masyarakat Badui (di Banten) misalnya, kearifan lingkungan mereka ternyata mampu menjaga kelestarian lingkungan.
Akan tetapi tidak sedikit pula tradisi atau budaya masyarakat tradisional yang justru dapat merusak lingkungan. Misalnya, masih adanya pandangan masayarakat bahwa sungai adalah tempat pembuangan. Sehingga sampai detik ini masih banyak masyarakat yang secara sembarangan membuang sampah ke sungai. Hampir di setiap kota pasti dijumpai kasus-kasus pencemaran air sungai akibat pembuangan limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri. Bahkan di Kota Pekalongan, hitamnya air sungai (contoh Kali Banger) menjadi semacam tolok ukur “peningkatan ekonomi”. Semakin hitam pekat warna air sungai, berarti industri pakaian semakin berkembang, berarti kemakmuran rakyat meningkat.
Di daerah rural, juga masih dijumpai banyak tradisi masyarakat yang cenderung merusak lingkungan. Keberhasilan seorang petani dalam budidaya salah satu jenis tanaman, sering memicu bagi yang lainnya untuk ikut-ikutan. Pertanian kentang di Dieng dan Pertanian tembakau di Temanggung dan Boyolali, merupakan pengalaman buruk yang sulit untuk diatasi. Pertanian ini telah mengakibatkan tanah di lahan-lahan tinggi menjadi sangat terbuka sehingga rawan terhadap erosi topsoil dan longsor lahan. Lahan yang seharusnya difungsikan sebagai kawasan lindung dan peresapan air, pada kenyataannya justru dimanfaatkan sebagai lahan budidaya intensif yang tidak ramah lingkungan. [9]
Perubahan sosial budaya akan mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya.
a.     Berikut ini hal-hal positif atau bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya :
1)   Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2)   Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3)   Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
4)   Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan idea
b.    Berikut ini hal-hal negatif atau bentuk ke-munduran akibat adanya perubahan sosial budaya.
1)   Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2)   Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3)   Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4)   Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.[10]
Nah itulah contoh-contoh perubahan sosial budaya yang bisa kita jumpai di dalam masyarakat Indonesia. Serta akibat dari era globalisasi dan modernisasi. Perlu dicatat bahwa perubahan itu tidak selamanya berdampak baik bagi kita, ada juga yang dapat merugikan kita. Jika itu baik bagi kita maka manfaatkan secara optimal, jika tidak maka minimalisir dampaknya atau lebih baik buang jauh-jauh. Kita semua berharap perubahan-perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat akan membuat Indonesia semakin baik lagi.

ASPEK DASAR DARI BUDAYA
Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.”

Pandangan Ahli Antropologi
Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya.

Budaya Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata; kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.

Komunikasi dan Negosiasi
Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.


Perilaku Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa.
Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri.

Sosialisasi Antar-Budaya
Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka.

1)      Definisi Budaya
·         Terdapat banyak definisi dari budaya . Dalam konteks ini, budaya dalam satu setting bisnis didefinisikan sebagai adalah proses belajar, pembagian, bersifat memaksa serta sekumpulan simbol yang saling,   berhubungan dan mempunyai makna serta menyediakan satu set orientasi untuk anggota masyarakat.
·         Budaya dapat didefinisikan oleh perbatasan nasional, terutama ketika negara-negara terisolasi oleh penghalang alami.
·          Budaya berisi cabang kebudayaan yang hanya mempunyai sedikit kesamaan secara umum antara satu budaya dengan budaya yang lain. (Kotabe 2007)     
          
2)      Elemen dari Budaya
Budaya  terdiri dari banyak komponen saling berhubungan. Pengetahuan dari satu budaya  memerlukan satu pengertian mendalam pada bagian-bagian berbeda. Unsur-unsur dari Budaya sebagai berikut :
1.      Material Life merupakan  teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, mendistribusikan, dan mengkonsumsi barang-barang dan layanan
2.      Bahasa; bahasa mempunyai dua bagian-bagian: lisan dan bahasa diam
3.      Interaksi Sosial; interaksi sosial di antara orang; keluarga inti memperluas keluarga; kelompok referensi
4.      Aestetika; ide-ide dan persepsi bahwa satu budaya  berkaitan dengan kecantikan serta kebaikan
5.      Agama; sekumpulan kepercayaan (anggapan) komunitas yang berhubungan dengan satu kenyataan yang dibuktikan dengan pengalaman
6.      Pendidikan Salah satu dari wahana-wahana pembelajaran utama menyalurkan dari satu generasi kepada berikutnya
7.      Menghargai Sistem; nilai bentuk norma-norma dan standar orang.

3)      Perbandingan Antar Budaya

Ø  Budaya satu negara  berbeda satu sama lain, tetapi biasanya berbagi aspek tertentu. Penelitian psikologi sosial Saat ini mengungkapkan perbedaan budaya kunci antara East (timur) dan West (barat) Budaya untuk konteks ini adalah  bagaimana orang merasa mempunyai kenyataan dan penalaran.
Ø  Budaya kontaks tingkat tinggi merupakan  Penafsiran dari pesan berstandarkan pada tingkat ketergantungan pada budaya negara tsb  e.g., Cina, Korea, Jepang.
Ø  Budaya konteks-rendah-: Meletakkan sebagian besar penekanan terhadap kata yang ditulis atau lisan; e.g., AS, Skandinavia, Jerman.
Ø  Individualisme:  Keinginan orang untuk menyukai dan bertindak sebagai individu dari pada anggota kelompok.
Ø  Sifat kelaki-lakian (maskulinitas ): Pentingnya “pria” akan nilai (ketegasan, sukses, kompetitif mengendalikan, prestasi) melawan “wanita” nilai (kesetiakawanan, kualitas  hidup).
Ø  Orientasi Jangka panjang fokus yang melawan jangka pendek: Masa depan melawan masa lampau dan orientasi saat ini
4)      Adaptasi pada budaya
Pemasar Global perlu untuk menjadi sensitif kepada penyimpangan budaya dimana mempengaruhi pemikiran mereka, perilaku, dan pengambilan keputusan.
Self Reference Creation-SCR (kriteria referensi diri sendiri) mengacu pada kecenderungan tak sadar orang untuk memohon pertolongan akan pengalaman dan sistem nilai budaya yang mereka miliki sendiri untuk diterjemahkan pada satu situasi bisnis yang diberikan.

5)      Budaya dan Bauran Pemasaran
            Budaya  adalah satu tiang kunci dari pasar.
Kebijakan Produk ; Produk Tertentu lebih banyak mengikat satu budaya  dibandingkan produk lain. Makanan, hidangan, dan produk pakaian cenderung untuk sangat terikat pada budaya .
Penetapan harga: Menetapkan harga kebijakan-kebijakan dikendalikan oleh empat Cs:
Ø      Pelanggan (customer)
Ø      Perusahaan (biaya, objektif, strategi) (company)
Ø      Kompetisi  (competitor)
Ø      Kolaborator (e.g., distributor) (Collaborators).

Distribusi: Variabel Budaya mempengaruhi pengambilan kebijakan untuk saluran distribusi
Promosi: adalah bauran pemasaran yang paling kelihatan. Budaya  akan secara tipikal mempunyai satu pengaruh utama atas strategi komunikasi perusahaan. Tabu dan norma-norma budaya yang Lokal juga mempengaruhi gaya periklanan.

6)      Budaya Organisasi
Budaya Organisasi : sebagian besar perusahaan ditandai oleh budaya organisasi (perusahaan) mereka.  
            Sebuah model jenis budaya organisasi mencakup empat budaya berikut 
            a. Budaya Clan (Clan culture)
            b. Budaya Adhocracy (Adhocracy culture)
            c. Budaya Hirarki (Hierarchy culture)
            d. Budaya Pasar (Market culture)

7)      Manajemen Rekening Global (Global Account Management (GAM)) 
Koordinasi pengelolaan rekening nasabah di seluruh perbatasan nasional yang disebut sebagai manajemen rekening global.

     a. Persyaratan-persyaratan pemilik rekening global :
        - Memerlukan satu tempat pertemuan
        - Menuntut koordinasi sumber daya untuk melayani pelanggan 
        - Mendorong keseragaman harga dan syarat perdagangan
        - Memiliki produk dan pelayanan standar
        - Memerlukan konsistensi tingkat tinggi dalam kualitas pelayanan dan kinerja 
        - Dukungan di negara-negara dimana perusahaan tidak memiliki keberadaan
     
     b. Mengelola Hubungan Rekening Global :
        - Memperjelas peran tim manajemen rekening global
        - Membuat struktur insentif yang realistis
        - Pilihlah manajer rekening global yang benar
        - Buat jaringan dukungan yang kuat
        - Pastikan bahwa hubungan pelanggan beroperasi di lebih dari satu tingkatan
        - Manajemen rekening global harus fleksibel dan dinamis.
        
8)      Manajemen Hubungan Pelanggan Global (Global Customer Relationship Management (CRM))

a.       Proses pengelolaan interaksi antara perusahaan dan pelanggan disebut Customer Relationship Management (CRM):
            - Membantu dalam ingatan pelanggan
            - Membantu dalam komunikasi yang lebih kaya dan pemasaran interaktif
            - Membantu dalam penyesuaian pelayanan
            - Membantu untuk mempertahankan hubungan lebih dekat dengan pelanggan 

b.      Manfaat CRM
            - Pemahaman yang lebih baik dari harapan dan prilaku pelanggan
            - Kemampuan untuk mengukur nilai pelanggan kepada perusahaan
            - Menurunkan akuisisi pelanggan dan biaya
            - Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pelanggan di negara-
               negara dimana akses ke saluran tradisional terbatas.

c.       Pedoman Pelaksanaan CRM yang sukses :
            - Membuat program bisnis-driven daripada IT-driven
            - Membantu dan melacak perlindungan data dan undang-undang privasi di negara- 
              negara dimana sistem CRM sedang digunakan atau dalam tahap perencanaan
            - Sebuah data yang baik adalah prasyarat utama
            - Imbalan yang dikirim ke pelanggan relevan, ditargetkan, dan bersifat pribadi.

(Sumber : Dr.Hj.Ratih Hurryati, M.Si., 2011, Lingkungan Sosial Budaya.pptx)


   
Lingkungan Budaya
      Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat istiadat dan tabu sendiri-sendiri. Pengusaha asing, jika ingin berhasil, harus menanggalkan enosentrisme mereka dan mencoba memahami kultur dan kebiasaan bisnis di negara tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep waktu, ruang dan tata caranya.

    Bagaimana konsumen setempat memikirkan dan menggunakan produk tertentu harus diperhatikan oleh penjual sebelum merencanakan program pemasaran. Berikut ini adalah beberapa contoh yang mengejutkan di pasar konsumen :
     Kaum pria Prancis rata-rata menggunakan kosmetik dan alat kecantikan hampir dua kali lebih banyak dari pada istri mereka. Orang Jerman dan Prancis makan spageti bungkusan lebih banyak dari pada orang itali. Anak-anak italia senag makan sepotong coklat yang disisipkan di antara dua potong roti sebagai cemilan. Kaum wanita di Tanjania tidak mau memberi telur kepada anak-anak mereka karena takut anak-anak itu menjadi botak dan impoten.  

Lingkungan Bisnis
    Norma dan perilaku bisnis juga berlainan dari satu negara ke negara lain. Eksekutif bisnis perlu mengetahui hal ini sebelum melakukan negosiasi di negara lain. Ada beberapa contoh perilaku bisnis yang berbeda dengan bisnis di beberapa negara:
     Pengusaha arab biasa melakukan pembicaraan bisnis dengan rekan usahanya dalam jarak yang sangat rapat, hidung mereka hampir beradu. Kadang-kadang mereka menggamit dan menggemgam tangan anda sebagai tanda persahabatan. Jika rekan usahanya menolak genggaman ini, pengusaha arab akan merasa tersinggung.
     Dalam komunikasi tatap muka, eksekutif bisnis Jepang jarang sekali mengatakan tidak kepada rekan amerikanya. Pengusaha Amerika sering bingung dan tidak mengetahui persis apa sebenarnya sikap sebenarnya sikap pengusaha Jepang ini. Orang amerika sering langsung ke pokok pembicaraan, eksekutif bisnis Jepang menganggap ini sebagai sikap memaksa.
     Di Prancis, pedagang besar tidak merasa perlu mempromosikan suatu produk. Mereka menanyakan kepada para pengecer apa yang diinginkan dan menyediakannya. Jika pengusaha amerika menyusun strateginya dengan anggapan bahwa pedagang besar Prancis akan bekerjasama dalam promosi, mereka akan gagal.   
    Tiap-tiap negara bahkan suku-suku bangsa di suatu negara mempunyai tradisi, preferensi dan tabu budaya dan bisnis sendiri-sendiri yang harus diketahui para pemasar.



BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Lingkungan sosial budaya yaitu interaksi yang dilakukan antara manusia dengan lingkungan. Keduanya saling memberikan pengaruh, di mana pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif sedangkan pengaruh lingkungan terhadap manusia lebih bersifat pasif, karena alam lebih tergantung terhadap kehendak manusia. Dalam lingkungan sosial, terdapat dua jenis yaitu lingkungan sosial primer dan lingkungan sosial sekunder. Lingkungan sosial primer adalah lingkungan yang terdiri dari suatu masyarakat yang memiliki hubungan baik dalam masyarakatnya, dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial seperti nilai kekeluargaan, nilai kesopanan, gotong royong, dll. Sedangkan lingkungan sosial sekunder adalah lingkungan yang keadaannya berkebalikan dengan lingkungan primer. Mayarakat lingkungan sekunder lebih bersifat individualis.
Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Sehingga dari waktu ke waktu lingkungan sosial budaya turut ikut terjadi perubahan sosial. Dalam perubahan sosial budaya terdapat pola yang menjadi proses perubahan sosial budaya. Pola tersebut di anataranya yaitu, pola akulturasi (proses masuknya budaya asing tanpa menghilangkan budaya yang sudah ada), pola asimilasi (pencampuran dua budaya), difusi, evolusi, dan pola pembaruan atau inovasi.
Dalam perubahan lingkungan sosial budaya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu, faktor geografis, faktor teknologis, faktor ideology, faktor kepemimpinan, dan factor penduduk. Sedangkan faktor pendorong dari perubahan lingkungan sosial adalah kontak dengan budaya lain, sikap menghargai hasil karya orang lain, system pendidikan yang maju, keinginan untuk maju, toleransi terhadap perubahan, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan terhadap bidang kehidupan tertentu, system pelapisan terbuka, prientasi ke masa depan, dan sikap mudah menerima hal-hal baru.
Globalisasi dan modernisasi membawa dampak langsung dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dan dampak dari globalisasi tentunya tidak selalu hanya membawa dampak positif namun juga membawa dampak  negatif bagi kehidupan masyarakat, serta globalisasi yang membawa dampak tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.  Arus globalisasi dan modernisasi membawa pengaruh terhadap banyak bidang kehidupan, mulai dari cara berkomunikasi, cara berpakaian, gaya hidup, westernisasi( ke barat-baratan), emansipasi wanita, mayarakat semakin kritis, hilangnya permainan tradisional, pudarnya minat kepada alat-alat musik tradisional, tergerusnya kebudayaan Indonesia, smapai pada penggunaan bahasa Daerah yang semakin jarang. Budaya dan tradisi masyarakat dapat menjadi pendukung bagi upaya pelestarian lingkungan hidup, namun budaya dan tradisi masyarakat juga dapat berakibat buruk bagi lingkungan.
B.       Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan sosial budaya karena globalisasi itu tidak selamanya buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus dapat membentengi diri kita dengan iman dan ilmu pengetahuan agar dapat mengambil pengaruh baik dari perubahan social budaya yang terjadi. 


DAFTAR PUSTAKA
Bagong, Suyanto, dkk. Sosiologi  Teks Pengantar dan Terapan. (Jakarta: PT. Kencana). 2010.
Baharudin. Sosiologi Suatu Pengantar. (Yogyakarta; Karunia Alam Semesta). 2010.
MsWahyuWawasan Ilmu Sosial Dasar. (Surabaya: Usaha Nasional). 1986.
PPE Jawa, Masalah Lingkungan Sosial Budaya, (offline), (file:///D:/PGMI%20ku/IPS%20SMT%206/Masalah%20Lingkungan%20Sosial%20Budaya%20_%20Profil%20Ekoregion%20Jawa.htm, diakses pada 20 Maret 2014).
Ram, Aminuddin. Sociology Sixth Edition, (Jakarta: Erlangga) 1984.
Soekanto,SoerjonoSosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: Rajawali pers). 1990.
Tim SosiologiSosiologi 3 (Jakarta: Yudhistira). 2007.
Wikipedia, 2014, Perubahan Sosial Budaya, (Offline), (file:///D:/PGMI%20ku/IPS%20SMT%206/Perubahan_sosial_budaya.htm, diakses pada 20 Maret 2015)



[1] Wahyu Ms, Wawasan Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm.23-25
[3] Aminuddin Ram, Sociology Sixth Edition, (Jakarta: Erlangga, 1984), hlm.213-214
[4] Baharudin, Sosiologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta; Karunia Alam Semesta, 2010), hlm. 35

[5] Aminuddin Ram, Sociology…., hlm. 212
[6] Tim Sosiologi, Sosiologi 3 (Jakarta: Yudhistira,2007), hlm.56
[7] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali pers), 1990, hlm. 126-134
[8] Wikipedia, 2014, Perubahan Sosial Budaya, (Offline), (file:///D:/PGMI%20ku/IPS%20SMT%206/Perubahan_sosial_budaya.htm, diakses pada 20 Maret 2015)
[9] PPE Jawa, Masalah Lingkungan Sosial Budaya, (offline), (file:///D:/PGMI%20ku/IPS%20SMT%206/Masalah%20Lingkungan%20Sosial%20Budaya%20_%20Profil%20Ekoregion%20Jawa.htm, diakses pada 20 Maret 2014).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi Kasus PT. Indofood Sukses Makmur.Tbk

Nama: Annisa Shahida Kelas: 4EA11 NPM: 10215889 BAB I LATAR BELAKANG MASALAH Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Jika situasi persaingan meningkat, peran pemasaran akan makin meningkat pula dan pada saat yang sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian, brand saat ini tak hanya sekedar identitas suatu produk saja dan hanya sebagai pembeda dari produk pesaing, melainkan lebih dari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Pasar telah dibanjiri berbagai jenis barang yang diproduksi massal, akibatnya konsumen pun menghadapi terlalu banyak pilihan produk, namun sayangnya informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran sangat minimum sekali. Dalam kondisi seperti itu, produsen harus punya keahlian untuk

Kasus pelanggaran rtika bisnis oleh PT.NESTLE

Nama: Annisa Shahida Kelas: 3EA11 PENGERTIAN ETIKA BISNIS Etika bisnis merupakan landasan tentang moralitas dalam ekonomi atau bisnis dan semua pihak yang terkait untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan ilmu ekonomi dan mencapai tujuan atau mendapatkan laba, sehingga kita harus menguasai sudut pandang ekonomi, hukum dan etika maupun moral agar bisa mencapai target yang diinginkan. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh manusia, aspek baik atau buruk yang dilakukan oleh seseorang. Tetapi sampai sekarang masih belom pernah etika bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti sekarang. Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan yang melanggar etika bisnis. PRINSIP ETIKA BISNIS Secara umum etika bisnis harus ditempuh oleh perusahaan agar tercapai

Norma, Moral dan Etika dalam bisnis global (Mc Donald)

Nama: Annisa Shahida Kelas: 3EA11 NPM: 10215889 PENGERTIAN ETIKA BISNIS Pergertian Etika Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat . Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain. Etika mempelajari dan menentukan apakah suatu tindakan bernilai baik atau buruk dan tindakan apayang seharusnya dilakukan dengan benar atau tidak benar (salah) Peranan etika adalah sebagai tolok ukur kesadaran manusia untuk melakukan tindakan yang bertanggung jawab sedangkan manfaat etika yaitu mengajak orang bersikap kritis, rasional dan otonom menuju suasana tertib, damai dan sejahtera. Pengertian etika = moralitas Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istia