Nama:
Annisa Shahida
Kelas:
3EA11
PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etika
bisnis merupakan landasan tentang moralitas dalam ekonomi atau bisnis dan semua
pihak yang terkait untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan ilmu ekonomi dan
mencapai tujuan atau mendapatkan laba, sehingga kita harus menguasai sudut
pandang ekonomi, hukum dan etika maupun moral agar bisa mencapai target yang
diinginkan. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh manusia,
aspek baik atau buruk yang dilakukan oleh seseorang. Tetapi sampai sekarang
masih belom pernah etika bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti
sekarang.
Perilaku
tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah
gunakan dalam penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan
perbuatan yang melanggar etika bisnis.
PRINSIP ETIKA BISNIS
Secara
umum etika bisnis harus ditempuh oleh perusahaan agar tercapai tujuan yang
telah ditetapakan. Oleh karena itu etika bisnis memiliki beberapa prinsip yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan yang
dimaksud. Adapun prinsip-prinsip etika dalam berbisnis adalah sebagai berikut:
Prinsip Otonomi
Dalam
menjalankan prinsip otonomi ini 2 perusahaan atau lebih bisa berkomitmen dalam
menjalankan etika bisnis ini, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan untuk
mengambil pendekatan yang berbeda-beda dalam menjalankanya. Sebab masing-masing
perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan strategi yang berbeda dalam
mencapai tujuan serta visi misi dari perusahaan tersebut.
Prinsip Kejujuran
Prinsip
kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling dasar untuk mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan bisa berhasil dan sukses
bila setiap individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis menerapkan prinsip
kejujuran. Pada dasarnya prinsip kejujuran ini harus ditanamkan dalam setiap
kegiatan bisnis.
Prinsip Keadilan
Perusahaan
harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya,
upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada
konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif,
serta dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip Hormat pada
Diri Sendiri
Dalam
menjalankan bisnis masyarakat sebagai konsumen merupakan cerminan bagi bisnis
kita. Bila bisnis kita memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat
tentu itu akan berdampak positif dengan bisnis yang kita jalankan dan begitu
juga sebaliknya. Sebagai pengelola perusahaan sudah menjadi kewajiban untuk
memberikan respek kepada siapapun yang terlibat dalam aktivitas bisnis.
KASUS
PELANGGARAN ETIKA BISNIS OLEH PT.NESTLE
Nestle Alimentana dari Vevey, Swiss, satu dari perusahaan pemroses makanan
terbesar dunia dengan penjualan diseluruh dunia lebih dari $8 miliar, telah
menjadi subjek dari boikot internasional. Untuk lebih dari 20 tahun, dimulai
dengan sebuah pernyataan Pan American
Health Organization (Organisasi Kesehatan Seluruh Amerika). Nestle telah
secara langsung atau tidak langsung dituduh terlibat dalam kematian bayi-bayi
di dunia. Tuduhan tersebut berkisar pada penjualan susu formula bayi, yang
diduga sebagai penyebab dari kematian bayi secara massal.
Pada tahun 1974, seorang wartawan Inggris menerbitkan sebuah laporan yang
menyatakan bahwa pabrikan formula-bubuk memiliki kontribusi ada kematian bayi
di Dunia Ketiga dengan menjual secara agresif produk mereka kepada orang-orang
yang tidak mampu menggunakannya secara tepat. Laporan sepanjang 28 halaman
tersebut menuduh industry susu bayi mendorong ibu-ibu untuk menghentikan
pemberian ASI dan menggunakan susu formula bubuk. Laporan tersebut kemudian
diterbitkan oleh Third World Working
Group (Kelompok Kerja Dunia Ketiga), sebuah kelompok lobi yang mendukung
Negara-negara terbelakang. Pamflet tersebut diberi judul “Nestle membunuh
bayi-bayi,” dan menuduh Nestle atas perilaku yang tidak etis dan tidak
bermoral.
Hal ini tentunya merupakan pukulan berat untuk produsen susu formula yaitu
Nestle. Padahal Nestle sebagai salah satu perusahaan produsen susu formula yang
menjadi pelopor dan sebagai produsen susu formula terbesar di dunia. Sebagai
perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya berusaha melakukan promosi
besar-besaran mengenai keunggulan produk susu formula untuk bayi. Promosi yang
besar-besaran mengenai keunggulan produk Nestle ini diharapkan akan berdampak
terhadap peningkatan penjualan susu formula Nestle. Dan untuk menghadapi
permasalahan ini produsen susu formula berupaya mengadakan kampanye promosi
besar-besaran dan ini juga dilakukan oleh Nestle yang mempelopori upaya ini.
Kampanye promosi besar-besaran inilah yang menurut pandangan pengamat melanggar
etika. Promosi besar-besaran itu mengeluarkan slogan-slogan seperti “Ibu modern
tahu yang terbaik untuk bayinya yaitu susu formula Nestle”, “Ibu menyayangi
anaknya tentu memberi susu formula Nestle”. Disamping itu dibagikan sampel
kepada para dokter dan bidan untuk mempromosikan susu formula kepada pasiennya.
Padahal pada kenyataannya pemberian ASI jauh lebih menguntungkan, yakni:
1.
Dari segi ekonomi lebih efisien
2.
ASI mencegah infeksi karena mengandung antibody
3.
ASI jauh lebih bergizi dibanding susu formula terbaikpun
4.
ASI lebih hygienis
5.
Mengurangi resiko kehamilan baru.
Sehingga
mengingat banyak manfaat ASI, sehingga banyak kalangan masyarakat yang tidak
setuju akan promosi susu formula. Dan melakukan aksi boikot terhadap produsen
susu formula Nestle. Banyak pihak menggembar-gemborkan aksi boikot terhadap
perusahaan makanan Nestle. Karena diperkirakan 1,5 juta anak di Negara
berkembang meninggal setiap tahunnya disebabkan kekurangan asupan ASI.
Disinyalir bahwa Nestle adalah salah satu produsen yang melakukan pelanggaran
persyaratan pemasaran makanan bayi yang dikeluarkan oleh Word Health Assembly.
TUNDUHAN-TUNDUHAN
Sebagian
besar tuduhan terhadap susu formula bayi memfokuskan pada isu apakah periklanan
dan pemasaran poduk-produk sejenis telah mencegah pemberian ASI diantara
ibu-ibu di Dunia Ketiga dan telah mengakibatkan penyalagunaan produk-produk
tersebut, dengan demikian berkontribusi pada kekurangan gizi dan kematian pada
bayi. Saat itu Nestle melakukan pemasaran dengan cara memberi free sample pada
ibu yang baru saja melahirkan di rumah sakit dan menunjukkan bahwa Nestle lalai
dengan hanya menanamkan di otak konsumen bahwa susu formula itu baik, tanpa
sedikit pun menyinggung bahwa air susu ibu (ASI) adalah yang lebih baik bagi
bayi.
TANGGAPAN
Dari
kasus diatas terlihat bahwa moral yang diterapkan dalam perilaku bisnis dan
norma perusahaan tidak diterapkan secara baik karena perusahaan melakukan
pelanggaran etika bisnis. Perusahaan melakukan pelanggaran terhadap dalam
prinsip-prinsip etika bisnis dimana produsen lalai dengan hanya menanamkan di
otak konsumen bahwa susu formula itu baik, tanpa sedikit pun menyinggung bahwa
air susu ibu (ASI) adalah yang lebih baik bagi bayi. Namun sekarang Nestle
sudah dapat memperbaikinya, Nestle tidak hanya respek pada kuasa hukum dan
memformulakan aturan, tapi juga respek terdapat sejumlah organisasi sosial yang
memberi kritikan-kritikan tajam. Dan sekarang Nestle perusahaan yang mau
memperbaiki diri dan mau belajar dari pengalaman pahit yang menjadikan tantangan
sebagai motivator untuk meningkatkan citra perusahaan.
SARAN
- Tetap
melakukan pendekatan edukasi pada ibu bayi sebagai pelaku pemakai formula
bayi dalam rangka memberikan formula bayi tersebut pada bayi-bayinya.
- Nestle tetap memberikan produk sampling berupa
pemakaian gratis melalui rumah sakit – rumah sakit lokal dengan tidak
meninggalkan etika dan moral.
- Produk formula bayi sangat dipengaruhi oleh
budaya masyarakat khususnya ibu bayi, maka Nestle dapat melakukan
pemasaran produk formula bayinya melalui produk-produk pendukung yang
digunakan oleh ibu bayi secara langsung seperti susu bubuk khusus ibu
hamil yang telah direkomendasikan oleh organisasi kesehatan.
- Nestle melakukan survei dan observasi mengenai
segemntasi pasar berdasar budaya masyarakat dan perlikau konsumen tiap
negara di bagian negara dunia ketiga sehingga pemasaran formula bayi akan
tepat sasaran.
REFERENSI:
Pemasaran
Internasional 2 (ed. 13). Author, Cateora (MGH). Publisher, Penerbit Salemba
Agoes,
Sukrisno.2009.Etika Bisnis dan Profesi, Tantangan Membangun
Manusia
Seutuhnya, Jakarta : Salemba Empat.
Komentar
Posting Komentar